TUGAS
TEORI PEMBANGUNAN
Disusun
Oleh:
Koni
Larasati
16430001
Ilmu
Hubungan Internasional
Semester
4 A
FAKULTAS
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PENDAHULUAN
Sekipan
dulunya adalah hanya hutan belantara biasa. Terletak di Kabupaten Karanganyar, Tawangmangu
tepatnya. Seiring berjalannya waktu, sekipan di kelola oleh BKPH LAWU UTARA,
KPH SURAKARTA dan dibantu oleh warga sekitar. Sekipan kini lebih dikenal dengan
nama “SEKIPAN CAMP” . Mengapa demikian? Karena sekarang Sekipan dijadikan obyek
wisata, bisa untuk outbond, camp, dan banyak sekali obyek untuk berfoto. Dulu
pertama kali saya kesana, biaya registrasi masih gratis. Dan hanya terdapat
beberapa warung kecil yang menyediakan makanan-makanan instan, seperti mie,
aneka es, dan nasi goreng. Tapi sudah ada obyek foto, seperti rumah-rumah an
honai yang ada di Papua. Waktu saya kesana untuk yang kedua kalinya, selang
setahun mungkin ada. Biaya registrasi sudah membayar 9.000 per orang. Namun ada
peningkatan, tempatnya sudah sangat bersih.
Terdapat
banyak warung, dan ada juga yang membuka kedai kopi di tengah-tengah hutan. Gambar
diatas merupakan beberapa menu yang ada di warung. Tempatnya sangat cowzy dan
sejuk banget , cocok untuk keluarga maupun anak muda yang sedang hangout
bersama sahabat mereka. Harga-harga nya juga sangat terjangkau dan pas untuk
kalangan pelajar. Jika kalian berwisata di weekend day, pasti tempat akan
membludak. Karena sering dibuat untuk camping, membuat tenda-tenda ditengah
hutan. Kadang juga buat acara keluarga di pertengahan hutan yang sangat sejuk.
ISI
Obyek wisata sekipan, sudah banyak sekali mendapat
pengaruh modernisasi. Tetapi tidak melawan budaya lokal. Seperti halnya gambar
diatas, ada beberapa warga sekitar yang membuka peluang untuk membuka jasa.
Misalnya adalah mengumpulkan hamok lalu diikat dengan pohon , agar bisa menjadi
obyek foto untuk para wisatawan. Saya belum tahu apakah berfoto disana gratis
atau dikenakan biaya. Karena pada saat itu antrian sangat banyak dan saya belum
sempat bertanya pada petugasnya.

Nah gambar diatas merupakan kedai kopi yang saya
ceritakan di pendahuluan tadi. Dengan tidak meninggalkan budaya lokas, sang
pemilik kedai masih menggunakan ala-ala budaya Indonesia. Ada tempat lesehan
untuk menikmati secangkir kopi. Dan menggunakan rotan dan serabut yang
dimanfaatkan untuk membuat atap kedai nya.

Mayoritas wisata menggunakan gadges dan bahkan kamera
profesional seperi DSLR untuk berfoto. Hal tersebut adalah salat satu dampak
dari modernisasi. Saya amati mayoritas disana tidak ada westernisasi atau
pengaruh budaya kebarat-baratan. Malah ada beberapa wisatawan yang datang ke
Sekipan berpakaian batik.

Gambar diatas merupakan salah satu area parkir yang
ada di Sekipan. Karena area parkirnya fleksibel, jadi bebas boleh parkir dimana
saja asalkan tidak mengganggu pengguna jalan lainnya. Banyak sekali yang datang
mengandari mobil, ada juga yang motor. Seperti yang kita tahu, biasanya orang
yang naik mobil pasti berpenampilan sexy atau menggunakan hotpants. Namun
disini saya amati tidak ada yang berpenampilan seperti itu, malah banyak wisattawan
yang memakai jilbab.
KESIMPULAN
Jadi, tempat wisata Sekipan atau “SEKIPAN CAMP” adalah
tempat wisata yang mendukung budaya lokal. Dan mayoritas wisatawan atau petugas
disana sudah diepengaruhi oleh Modernisasi. Dengan tidak mengeluarkan biaya
banyak, kita sudah bisa menikmati pemandangan alam yang luar biasa indahnya dan
menikmati makanan-makanan yang murah meriah.
LAMPIRAN




DAFTAR
PUSTAKA
Hasil
pengamatan pada tanggal 1 mei 2018.