Sabtu, 05 Mei 2018

Pengaruh Modernisasi dan Westernisasi Terhadap Wisatawan



TUGAS TEORI PEMBANGUNAN




Disusun Oleh:
Koni Larasati
16430001
Ilmu Hubungan Internasional
Semester 4 A







FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PENDAHULUAN

Sekipan dulunya adalah hanya hutan belantara biasa. Terletak di Kabupaten Karanganyar, Tawangmangu tepatnya. Seiring berjalannya waktu, sekipan di kelola oleh BKPH LAWU UTARA, KPH SURAKARTA dan dibantu oleh warga sekitar. Sekipan kini lebih dikenal dengan nama “SEKIPAN CAMP” . Mengapa demikian? Karena sekarang Sekipan dijadikan obyek wisata, bisa untuk outbond, camp, dan banyak sekali obyek untuk berfoto. Dulu pertama kali saya kesana, biaya registrasi masih gratis. Dan hanya terdapat beberapa warung kecil yang menyediakan makanan-makanan instan, seperti mie, aneka es, dan nasi goreng. Tapi sudah ada obyek foto, seperti rumah-rumah an honai yang ada di Papua. Waktu saya kesana untuk yang kedua kalinya, selang setahun mungkin ada. Biaya registrasi sudah membayar 9.000 per orang. Namun ada peningkatan, tempatnya sudah sangat bersih. 
Terdapat banyak warung, dan ada juga yang membuka kedai kopi di tengah-tengah hutan. Gambar diatas merupakan beberapa menu yang ada di warung. Tempatnya sangat cowzy dan sejuk banget , cocok untuk keluarga maupun anak muda yang sedang hangout bersama sahabat mereka. Harga-harga nya juga sangat terjangkau dan pas untuk kalangan pelajar. Jika kalian berwisata di weekend day, pasti tempat akan membludak. Karena sering dibuat untuk camping, membuat tenda-tenda ditengah hutan. Kadang juga buat acara keluarga di pertengahan hutan yang sangat sejuk.





ISI
Obyek wisata sekipan, sudah banyak sekali mendapat pengaruh modernisasi. Tetapi tidak melawan budaya lokal. Seperti halnya gambar diatas, ada beberapa warga sekitar yang membuka peluang untuk membuka jasa. Misalnya adalah mengumpulkan hamok lalu diikat dengan pohon , agar bisa menjadi obyek foto untuk para wisatawan. Saya belum tahu apakah berfoto disana gratis atau dikenakan biaya. Karena pada saat itu antrian sangat banyak dan saya belum sempat bertanya pada petugasnya.
Nah gambar diatas merupakan kedai kopi yang saya ceritakan di pendahuluan tadi. Dengan tidak meninggalkan budaya lokas, sang pemilik kedai masih menggunakan ala-ala budaya Indonesia. Ada tempat lesehan untuk menikmati secangkir kopi. Dan menggunakan rotan dan serabut yang dimanfaatkan untuk membuat atap kedai nya.
Mayoritas wisata menggunakan gadges dan bahkan kamera profesional seperi DSLR untuk berfoto. Hal tersebut adalah salat satu dampak dari modernisasi. Saya amati mayoritas disana tidak ada westernisasi atau pengaruh budaya kebarat-baratan. Malah ada beberapa wisatawan yang datang ke Sekipan berpakaian batik.
Gambar diatas merupakan salah satu area parkir yang ada di Sekipan. Karena area parkirnya fleksibel, jadi bebas boleh parkir dimana saja asalkan tidak mengganggu pengguna jalan lainnya. Banyak sekali yang datang mengandari mobil, ada juga yang motor. Seperti yang kita tahu, biasanya orang yang naik mobil pasti berpenampilan sexy atau menggunakan hotpants. Namun disini saya amati tidak ada yang berpenampilan seperti itu, malah banyak wisattawan yang memakai jilbab.













KESIMPULAN

Jadi, tempat wisata Sekipan atau “SEKIPAN CAMP” adalah tempat wisata yang mendukung budaya lokal. Dan mayoritas wisatawan atau petugas disana sudah diepengaruhi oleh Modernisasi. Dengan tidak mengeluarkan biaya banyak, kita sudah bisa menikmati pemandangan alam yang luar biasa indahnya dan menikmati makanan-makanan yang murah meriah.






















LAMPIRAN






DAFTAR PUSTAKA

Hasil pengamatan pada tanggal 1 mei 2018.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar