TUGAS
ILMU BUDAYA DASAR
(Ungeling
Gamelan Sekaten)
Disusun
Oleh:
Koni
Larasati
16430001
Ilmu
Hubungan Internasional / 1A
Kawasan Masjid Agung
terasa teduh dengan adanya alunan gamelan di bangsal Utara dan Bangsal Selatan.
Asal suara dari Gamelan
Kyai Guntur Madu dan Kyai Guntur Sari milik Keraton Kasunanan Surakarta yang
mulai ditabuh, Senin (5/12/2016). Hal ini menandai dibukanya prosesi Maleman
Sekaten 2016.
Gending Rambu dari
gamelan Kiai Guntur Madu yang ditabuh di halaman Masjid Agung Solo mengawali
prosesi Sekaten yang dilanjutkan Gending Rangkung dari gamelan Kiai Guntur
Sari.
Sebelum acara Sekaten
dimulai, gamelan Kiai Guntur Madu dan Kiai Guntur Sari dikeluarkan dari tempat
penyimpanan gamelan Keraton Surakarta sekitar pukul 09.00 WIB. Kedua gamelan
lalu dibawa menuju halaman Masjid Agung Surakarta guna dilakukan serah terima
dengan pengurus masjid setempat. Sekitar pukul 13.00 WIB, prosesi Ungeling
Gangsa (gamelan ditabuh) dimulai. “Prosesi Ungeling Gangsa diawali dengan
datangnya utusan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yang memberi perintah
pada para abdi dalem pradangga untuk menabuh gamelan,” ujar Wakil Pengageng
Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta, Kanjeng Pangeran (KP) Winarno Kusumo
di sela-sela acara, Senin (5/12/2016) siang.
Yang pertama ditabuh
adalah Gamelan Kiai Guntur Madu dengan Gending Rambu. Setelah selesai
dilanjutkan Gending Rangkung dari Kiai Guntur Sari. Ketika bunyi pertama
gamelan Kiai Guntur Madu ditabuh, ratusan pengunjung yang sudah menanti sejak
pagi langsung berebut janur yang dipasang di Bangsal Pradangga, tempat gamelan
diletakkan.
Mayoritas pengunjung yang
merupakan ibu-ibu, usai berebut janur lalu mengunyah daun sirih sembari
mendengarkan irama gamelan. Kedua gending yang dimainkan saat Sekaten merupakan
baku dan berlangsung sejak zaman Sunan Kalijaga di Kerajaan Demak. Sekaten
merupakan tradisi dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad yang pada
tanggal 12 Mulud di tahun Jawa.
Prosesi Sekaten
berlangsung H-7 sebelum dan H+7 setelah hari kelahiran Nabi Muhammad. Sekaten
sendiri berasal dari kata Syahadatain atau dua kalimat Syahadat.
Mengenai keberadaan
gamelan yang ditabuh dalam Sekaten, pada zaman Sultan Agung di Kerajaan Mataram
adalah Kiai Guntur Sari. Kemudian sebagian gamelan dibawa ke Keraton Yogyakarta
ketika ada perjanjian Giyanti. Setelah itu, Raja Keraton Surakarta Paku Buwono
IV membuat satu gamelan lagi yang diberi nama Kiai Guntur Madu.
Gamelan Kiai Guntur Madu
dibunyikan lebih dahulu karena dibuat lebih besar dan tebal. “Kiai Guntur Madu
juga disebut gamelan Sekaten Gedhe atau Kiai Nogo Jenggot,” ungkapnya.
Selama tujuh hari ke
depan, gamelan Sekaten akan ditabuh secara bergantian hingga tengah malam. Ada
pun jumlah penabuh masing-masing gamelan sebanyak 22 orang, termasuk
pemimpinnya atau yang biasa disebut tindih.
Kawasan Masjid Agung
sudah mulai ramai dipadati masyarakat sejak pagi. Masyarakat sangat menantikan
prosesi Ungeling Gangsa Sekaten itu. Tepat pukul 14.00 WIB gamelan mulai
ditabuh, dengan dua gending sebagai penanda awal yakni Rangkung dan Rambu.
Kerabat keraton, tamu
undangan, dan masyarakat yang berkunjung pun langsung mengunyah sirih atau
nginang dan berebut janur kuning yang dipasang di dua bangsal tersebut. Tradisi
itu dianggap sebagai berkah bagi masyarakat yang mempercayainya.
Dan pada saat saya
berkunjung di Masjid Agung ,saya bertemu salah satu penjual nasi liwet disana.
Yang kebetulan sudah bertahun-tahun berjualan jika ada sekaten di Solo.
Berhubung saya mau wawancara penabuh gamelannya langsung sulit , dikarenakan
beliau sangat sibuk. Lalu saya memilih ibu ini untuk saya wawancarai mengenai
ungeling gamelang sekaten.
IDENTITAS NARASUMBER
A : Siapa nama ibu?
B : Ibu Marinem
A : Darimana asal ibu?
B : Solo
A : Apa yang ibuk ketahui
tentang ungeling gamelan ini?
B : Gamelan berhenti
ditabuh hanya saat waktu salat saja. Khusus hari Jumat, gamelan baru mulai
ditabuh setelah waktu Salat Ashar. “Gamelan ditabuh setelah waktu Ashar karena
sebelumnya umat Islam menjalankan Salat Jumat,” terangnya.
A : Apakah hanya itu bu?
B : Mengunyah sirih saat
gamelan Sekaten pertama dibunyikan akan membuat awet muda.
A : Mengapa bisa seperti
itu?
B : Tidak begitu tahu
,itu hanya kepercayaan sebagian orang saja
A : Lalu bu?
B : Berebut janur di
area tersebut. Janur yang diperoleh saat berebut akan dimasukin ke air dan
digunakan untuk mandi. Harapannya, semuanya lancar, sehat dan tidak terkena
penyakit
Terimakasih, tulisannya sgt bermanfaat..
BalasHapus