Jumat, 23 Desember 2016

OBSERVASI TAMANSARI



TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
( Sejarah Pasiraman Umbul Binangun )



Disusun Oleh:
Koni Larasati
Ilmu Hubungan Internasional / 1A
16430001










A.    PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tamansari adalah taman kerajaan atau pesanggrahan Sultan Jogja dan keluarganya. Sebenarnya selain Tamansari, Kesultanan Jogjakarta memiliki beberapa pesanggrahan, seperti Warungboto, Manukberi, Ambarbinangun, dan Ambarukmo. Kesemuanya berfungsi sebagai tempat tetirah dan bersemedi Sultan beserta keluarga. Di samping komponen yang menunjukan sebagai tempat peristirahatan, pesanggrahan tersebut selalu memiliki komponen pertahanan. Begitu juga dengan Tamansari.

Letak Tamansari hanya sekitar 500 meter sebelah selatan Kraton Jogjakarta. Arsitek bangunan ini adalah bangsa Portugis, sehingga selintas seolah-olah bangunan ini memiliki seni arsitektur Eropa yang sangat kuat, di samping makna simbolik Jawa yang tetap dipertahankan. Namun jika kita amati, makna unsure bangunan Jawa lebih dominan di sini. Tamansari dibangun pada masa Sultan Hamengkubuwono I atau sekitar akhir abad XVII Masehi. Tamansari bukan hanya sekedar taman kerajaan, namun bangunan ini merupakan sebuah kompleks yang terdiri dari kolam, pemandian, kanal air, ruang-ruang khusus, dan sebuah kolam yang besar (apabila kanal air terbuka).

Kolam Pemandian. Bagian ini merupakan bagian yang digunakan untuk Sultan dan keluarganya bersenang-senang. Bagian ini terdiri dari dua buah kolam yang dipisahkan dengan bangunan bertingkat. Air kolam keluar dari pancuran berbentuk binatang yang khas (Kepala Naga) . Bangunan kolam in isangat unik dengan pot-pot besar di dalamnya.






















B.     ASAL-USUL PASIRAMAN UMBUL BINANGUN



Umbul Pasiraman Pemandian Keluarga Raja, Perpaduan arsitektur klasik yang indah dan megah dengan segarnya air kolam menjadikan pemandangan situs Taman Sari begitu memesona. Umbul Pasiraman menjadi salah satu yang menarik di Istana Air Taman Sari.

Kota Yogyakarta sarat nilai budaya Jawa yang salah satunya terlihat dari gaya arsitektur keraton. Namun selain keraton, masih ada bangunan lain yang berarsitektur unik, yaitu Taman Sari. Komplek sistematis ini banyak menonjolkan wisata airnya dengan tampilan gaya dan seni yang cantik. Istana Air Taman Sari menjadi salah satu bangunan dengan nilai artistik nan unik yang masih terjaga dengan baik hingga sekarang. Dan yang paling dikenal di Istana Air ini adalah Umbul Pasiraman, taman pemandian Sultan beserta keluarganya.

Becak menjadi sarana transportasi yang saya gunakan untuk mencapai tempat pemandian Sultan. Pengayuh becak membawa saya lewat Jalan Kadipaten kemudian masuk ke jalanan sempit dan berhenti di batik painting Suhardi yang juga berada di kawasan Tamansari. Setelah menikmati beberapa lukisan batik, kemudian saya diantar pengayuh becak menuju Istana Air dengan berjalan kaki karena jaraknya cukup dekat.

Begitu tiba di pintu masuk, pengaruh Hindu, Budha, Jawa, Islam, dan gaya Eropa terlihat jelas pada arsitektur bangunan yang memiliki luas lebih dari 10 hektar. Inilah Gapura Panggung yang menjadi pintu masuk Istana Air. Stilasi sulur-sulur tanaman, burung, ekor dan sayap burung garuda menghiasi sebagian besar bangunannya. Di sebelah timur gapura ini ada Gedhong Temanten yang dulunya sebagai tempat penjagaan. Nah, untuk masuk ke tempat wisata yang berada di Jalan Taman ini dikenakan tiket masuk Rp 5.000 per orang dan kalau ingin menyewa tour guide dikenakan biaya tambahan Rp 25.000.

Setelah itu saya melangkahkan kaki masuk ke istana yang dibangun pada 1758-1769 oleh Raja Mataram (Yogyakarta), Sultan Hamengkubuwono I. Langkah kaki membawa saya menapaki beberapa anak tangga yang terdapat di Gapura Panggung. Sesaat saya berhenti sejenak untuk menikmati keindahan Istana Air dari atas. Namun tempat pemandiannya tidak begitu terlihat karena tertutup layer-layer gapura nan artistik berjajar hingga paling belakang. Ukiran ornamen pada setiap dindingnya pun begitu detail saat dilihat dari dekat.

Setelah itu saya melewati halaman yang cukup lapang dengan deretan pot bunga raksasa dan empat buah bangunan serupa yang disebut Gedhong Sekawan. Selanjutnya gemericik air pun langsung menyambut. Airnya 70 begitu jernih dengan temboktembok kokoh berwarna krem mengelilinginya. Area inilah yang dinamakan Umbul Pasiraman, taman pemandian Sultan beserta keluarganya di kompleks Taman Sari.

Cuaca yang panas seakan tidak terasa saat melihat jernihnya air di kolam yang menyegarkan dan menyejukan mata. Ditambah airnya yang terlihat biru muda yang fresh. Rasanya enak jika berendam disini. Namun hal itu tidak diperbolehkan karena Istana Air Taman Sari merupakan bangunan cagar budaya.

Umbul Pasiraman Pemandian Keluarga Raja
Taman pemandian ini terbagi menjadi tiga kolam yang semuanya dihiasi air mancur berbentuk jamur. Di sekelilingnya hiasan berupa pot-pot bunga besar menambah cantik tempat ini. Kolam yang pertama disebut Umbul Muncar yang dibatasi jalan mirip dermaga dengan kolam kedua di selatannya, Blumbang Kuras. Di selatan Blumbang Kuras terdapat bangunan dengan menara di tengahnya yang konon digunakan Sultan untuk melihat istri dan putrinya yang sedang mandi. Kolam yang ketiga disebut Umbul Binangun yang berada di selatan menara. Kolam pemandian ini khusus digunakan Sultan dan Permaisurinya saja.

Setelah menikmati segarnya kolam-kolam, saya melanjutkan ke area terakhir yaitu Gedhong Gapura Hageng. Gapura berukuran besar dengan detail ornamen bunga dan sayap burung ini memiliki halaman yang cukup lapang. Dahulu disinilah pintu masuk serta tempat kedatangan Sultan dan keluarganya dengan menaiki kereta kencana. Inilah spot terakhir sebelum meninggalkan Istana Air untuk kembali berkeliling ke tempat-tempat wisata unik lain di sekitarnya. Begitu tiba di pintu masuk, pengaruh Hindu, Budha, Jawa, Islam, dan gaya Eropa terlihat jelas pada arsitektur bangunan yang memiliki luas lebih dari 10 hektar. Inilah Gapura Panggung yang menjadi pintu masuk Istana Air.



C.     KESIMPULAN
Tamansari adalah salah satu aset bersejarah yang dimiliki oleh keraton. Tamansari mempunyai historis sejak dahulu sebelum masyarakat setempat tinggal di daerah tamansari. Tamansari bisa dikembangkan tetapi hanya membangun dan memugar, hanya dilakukan oleh orang – orang pilihan dari berbagai daerah atas seijin keraton tanpa mengubah dan mengurangi bentuk tamansari itu sendiri, agar historis tamansari tetap terjaga.
            Ditingkat kebijakan, sudah ada upaya dari para stake holders untuk sedapat mungkin melibatkan masyarakat dalam pengembangan masyarakat. Namun, perencanaan dan pengembangan tersebut masih bersifat praktis-teknis dengan memberikan insentif kepada pelaku budaya dan belum pada pengembangan konsep yang komprehensif untuk mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat.
            Masyarakat menginkinkan model kampung budaya. Sebab masyarakat di sekitar Tamansari sudah memiliki potensi dan model budaya (cultural capital) yang beragam seperti kerajinan batik tradisional, gejog lesung, wayang kulit, pandhe besi dan lain-lain, maka ada beberapa metode yang perlu dilakukan, yakni pertama, menyadarkan masyarakat bahwa seluruh kegiatan pariwisata yang ada di Tamansari adalah wisata budaya (cultural tourism) lintas sektor. Kedua, mengidentifikasi batasan-batasan kegiatan pariwisata tradisional guna menyediakan pengalaman dan interaksi budaya yang lebih beragam dan berjangkauan luas. Ketiga, melakukan desain baru untuk memperbaiki yang sudah ada guna menciptakan pengalaman-pengalaman berpariwisata. Keempat, mengaitkan pengembangan wisata dengan kebutuhan masyarakat setempat. Kelima, menciptakan suatu produk sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pariwisata. Keenam, menciptakan produk-produk wisata lain berbekal modal budaya untuk memperoleh kemandirian dan kesejahteraan ekonomi sendiri.


















D.    LAMPIRAN 1


















E.     LAMPIRAN 2

Identitas Narasumber

A: Siapa nama bapak?
B: Nama saya bapak Mardio
A: Apa pekerjaan bapak disini?
B: Sebagai Tour Guide
A: Dimana bapak tinggal?
B: Saya tinggal di Wonosari
A: Bersama siapa bapak tinggal?
B: Bersama anak , istri sudah meninggal dunia
A: Apa yang bapak ketahui tentang Pasiraman Umbul Binangun?
B: Di kompleks Pasiraman Umbul Binangun terdapat 3 kolam ,yaitu Umbul Muncar, Kolak Kuras,dan Umbul Binangun serta dua bangunan . Kolam pemandian di area ini menjadi 3 yaitu Umbul Kawitan ( Kolam untuk putra-putri raja) , Umbul Pamuncar ( kolam untuk para selir) , dan Umbul Panguras ( Kolam untuk raja )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar