TUGAS
ILMU BUDAYA DASAR
(
Sejarah Pasiraman Umbul Binangun )
Disusun
Oleh:
Koni
Larasati
Ilmu
Hubungan Internasional / 1A
16430001
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tamansari adalah taman kerajaan atau
pesanggrahan Sultan Jogja dan keluarganya. Sebenarnya selain Tamansari,
Kesultanan Jogjakarta memiliki beberapa pesanggrahan, seperti Warungboto,
Manukberi, Ambarbinangun, dan Ambarukmo. Kesemuanya berfungsi sebagai tempat
tetirah dan bersemedi Sultan beserta keluarga. Di samping komponen yang menunjukan
sebagai tempat peristirahatan, pesanggrahan tersebut selalu memiliki komponen
pertahanan. Begitu juga dengan Tamansari.
Letak Tamansari hanya sekitar 500
meter sebelah selatan Kraton Jogjakarta. Arsitek bangunan ini adalah bangsa
Portugis, sehingga selintas seolah-olah bangunan ini memiliki seni arsitektur
Eropa yang sangat kuat, di samping makna simbolik Jawa yang tetap
dipertahankan. Namun jika kita amati, makna unsure bangunan Jawa lebih dominan
di sini. Tamansari dibangun pada masa Sultan Hamengkubuwono I atau sekitar
akhir abad XVII Masehi. Tamansari bukan hanya sekedar taman kerajaan, namun
bangunan ini merupakan sebuah kompleks yang terdiri dari kolam, pemandian,
kanal air, ruang-ruang khusus, dan sebuah kolam yang besar (apabila kanal air terbuka).
Kolam Pemandian. Bagian ini merupakan
bagian yang digunakan untuk Sultan dan keluarganya bersenang-senang. Bagian ini
terdiri dari dua buah kolam yang dipisahkan dengan bangunan bertingkat. Air
kolam keluar dari pancuran berbentuk binatang yang khas (Kepala Naga) .
Bangunan kolam in isangat unik dengan pot-pot besar di dalamnya.
B. ASAL-USUL
PASIRAMAN UMBUL BINANGUN
Umbul Pasiraman Pemandian Keluarga
Raja, Perpaduan arsitektur klasik yang indah dan megah dengan segarnya air kolam
menjadikan pemandangan situs Taman Sari begitu memesona. Umbul Pasiraman
menjadi salah satu yang menarik di Istana Air Taman Sari.
Kota Yogyakarta sarat nilai budaya
Jawa yang salah satunya terlihat dari gaya arsitektur keraton. Namun selain keraton,
masih ada bangunan lain yang berarsitektur unik, yaitu Taman Sari. Komplek
sistematis ini banyak menonjolkan wisata airnya dengan tampilan gaya dan seni
yang cantik. Istana Air Taman Sari menjadi salah satu bangunan dengan nilai
artistik nan unik yang masih terjaga dengan baik hingga sekarang. Dan yang
paling dikenal di Istana Air ini adalah Umbul Pasiraman, taman pemandian Sultan
beserta keluarganya.
Becak menjadi sarana transportasi
yang saya gunakan untuk mencapai tempat pemandian Sultan. Pengayuh becak
membawa saya lewat Jalan Kadipaten kemudian masuk ke jalanan sempit dan
berhenti di batik painting Suhardi yang juga berada di kawasan Tamansari.
Setelah menikmati beberapa lukisan batik, kemudian saya diantar pengayuh becak
menuju Istana Air dengan berjalan kaki karena jaraknya cukup dekat.
Begitu tiba di pintu masuk, pengaruh
Hindu, Budha, Jawa, Islam, dan gaya Eropa terlihat jelas pada arsitektur
bangunan yang memiliki luas lebih dari 10 hektar. Inilah Gapura Panggung yang
menjadi pintu masuk Istana Air. Stilasi sulur-sulur tanaman, burung, ekor dan
sayap burung garuda menghiasi sebagian besar bangunannya. Di sebelah timur
gapura ini ada Gedhong Temanten yang dulunya sebagai tempat penjagaan. Nah,
untuk masuk ke tempat wisata yang berada di Jalan Taman ini dikenakan tiket
masuk Rp 5.000 per orang dan kalau ingin menyewa tour guide dikenakan biaya
tambahan Rp 25.000.
Setelah itu saya melangkahkan kaki
masuk ke istana yang dibangun pada 1758-1769 oleh Raja Mataram (Yogyakarta),
Sultan Hamengkubuwono I. Langkah kaki membawa saya menapaki beberapa anak
tangga yang terdapat di Gapura Panggung. Sesaat saya berhenti sejenak untuk
menikmati keindahan Istana Air dari atas. Namun tempat pemandiannya tidak
begitu terlihat karena tertutup layer-layer gapura nan artistik berjajar hingga
paling belakang. Ukiran ornamen pada setiap dindingnya pun begitu detail saat
dilihat dari dekat.
Setelah itu saya melewati halaman
yang cukup lapang dengan deretan pot bunga raksasa dan empat buah bangunan
serupa yang disebut Gedhong Sekawan. Selanjutnya gemericik air pun langsung
menyambut. Airnya 70 begitu jernih dengan temboktembok kokoh berwarna krem
mengelilinginya. Area inilah yang dinamakan Umbul Pasiraman, taman pemandian
Sultan beserta keluarganya di kompleks Taman Sari.
Cuaca yang panas seakan tidak terasa
saat melihat jernihnya air di kolam yang menyegarkan dan menyejukan mata.
Ditambah airnya yang terlihat biru muda yang fresh. Rasanya enak jika berendam
disini. Namun hal itu tidak diperbolehkan karena Istana Air Taman Sari
merupakan bangunan cagar budaya.
Umbul Pasiraman Pemandian Keluarga
Raja
Taman pemandian ini terbagi menjadi
tiga kolam yang semuanya dihiasi air mancur berbentuk jamur. Di sekelilingnya
hiasan berupa pot-pot bunga besar menambah cantik tempat ini. Kolam yang
pertama disebut Umbul Muncar yang dibatasi jalan mirip dermaga dengan kolam
kedua di selatannya, Blumbang Kuras. Di selatan Blumbang Kuras terdapat
bangunan dengan menara di tengahnya yang konon digunakan Sultan untuk melihat
istri dan putrinya yang sedang mandi. Kolam yang ketiga disebut Umbul Binangun
yang berada di selatan menara. Kolam pemandian ini khusus digunakan Sultan dan
Permaisurinya saja.
Setelah menikmati segarnya
kolam-kolam, saya melanjutkan ke area terakhir yaitu Gedhong Gapura Hageng.
Gapura berukuran besar dengan detail ornamen bunga dan sayap burung ini
memiliki halaman yang cukup lapang. Dahulu disinilah pintu masuk serta tempat
kedatangan Sultan dan keluarganya dengan menaiki kereta kencana. Inilah spot
terakhir sebelum meninggalkan Istana Air untuk kembali berkeliling ke
tempat-tempat wisata unik lain di sekitarnya. Begitu tiba di pintu masuk,
pengaruh Hindu, Budha, Jawa, Islam, dan gaya Eropa terlihat jelas pada
arsitektur bangunan yang memiliki luas lebih dari 10 hektar. Inilah Gapura
Panggung yang menjadi pintu masuk Istana Air.
C. KESIMPULAN
Tamansari
adalah salah satu aset bersejarah yang dimiliki oleh keraton. Tamansari
mempunyai historis sejak dahulu sebelum masyarakat setempat tinggal di daerah
tamansari. Tamansari bisa dikembangkan tetapi hanya membangun dan memugar,
hanya dilakukan oleh orang – orang pilihan dari berbagai daerah atas seijin
keraton tanpa mengubah dan mengurangi bentuk tamansari itu sendiri, agar
historis tamansari tetap terjaga.
Ditingkat kebijakan, sudah ada
upaya dari para stake holders untuk sedapat mungkin melibatkan masyarakat dalam
pengembangan masyarakat. Namun, perencanaan dan pengembangan tersebut masih
bersifat praktis-teknis dengan memberikan insentif kepada pelaku budaya dan
belum pada pengembangan konsep yang komprehensif untuk mengembangkan pariwisata
berbasis masyarakat.
Masyarakat menginkinkan model
kampung budaya. Sebab masyarakat di sekitar Tamansari sudah memiliki potensi
dan model budaya (cultural capital) yang beragam seperti kerajinan batik
tradisional, gejog lesung, wayang kulit, pandhe besi dan lain-lain, maka ada
beberapa metode yang perlu dilakukan, yakni pertama, menyadarkan masyarakat
bahwa seluruh kegiatan pariwisata yang ada di Tamansari adalah wisata budaya
(cultural tourism) lintas sektor. Kedua, mengidentifikasi batasan-batasan
kegiatan pariwisata tradisional guna menyediakan pengalaman dan interaksi
budaya yang lebih beragam dan berjangkauan luas. Ketiga, melakukan desain baru
untuk memperbaiki yang sudah ada guna menciptakan pengalaman-pengalaman
berpariwisata. Keempat, mengaitkan pengembangan wisata dengan kebutuhan
masyarakat setempat. Kelima, menciptakan suatu produk sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan pariwisata. Keenam, menciptakan produk-produk wisata lain
berbekal modal budaya untuk memperoleh kemandirian dan kesejahteraan ekonomi sendiri.
D. LAMPIRAN
1
E. LAMPIRAN
2
Identitas Narasumber
A: Siapa nama bapak?
B: Nama saya bapak Mardio
A: Apa pekerjaan bapak disini?
B: Sebagai Tour Guide
A: Dimana bapak tinggal?
B: Saya tinggal di Wonosari
A: Bersama siapa bapak tinggal?
B: Bersama anak , istri sudah
meninggal dunia
A: Apa yang bapak ketahui tentang
Pasiraman Umbul Binangun?
B: Di kompleks Pasiraman Umbul
Binangun terdapat 3 kolam ,yaitu Umbul Muncar, Kolak Kuras,dan Umbul Binangun
serta dua bangunan . Kolam pemandian di area ini menjadi 3 yaitu Umbul Kawitan
( Kolam untuk putra-putri raja) , Umbul Pamuncar ( kolam untuk para selir) ,
dan Umbul Panguras ( Kolam untuk raja )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar